Wednesday, November 5, 2008

Mengapa Mesti Dia

Jika semua waktu itu bisa di putar, kuingin waktu kembali lagi pada saat ku tak mengenal dirinya.
Jika kenangan itu hanya akan tersimpan dalam memori, kuingin peristiwa itu tidak pernah terjadi.
Jika kehilangan itu sangat menyakitkan, kuingin tidak melepasnya.

Berdiri dengan penuh harap, ketika ia mengucapkan salam perpisahan membuatku paham apa arti sesungguhnya. Berharap ia kembali, berharap ia disini selamanya, berharap kata-kata itu tidak pernah meluncur dari bibirku hanyalah sebuah kesia-siaan belaka karena dia akan tetap pergi meninggalkan diriku sendiri.

Rintik air Hujan membuat basah seluruh tubuhku, menambah basahnya mataku karena tanpa kusadari air mataku terlebih dahulu turun daripada rintik air hujan. Ia melangkah pergi, menjauh, berlari kemudian menghilang dan aku hanya berdiri terpaku menatap ke titik bayangan yang telah hilang.

Kehilangan membuatku tersadar bahwa aku membutuhkan dia, sesungguhnya selama ini aku sebagai seorang perempuan tidak pernah menyadari bahwa ia ada disampingku, menemani setiap langkahku, memberikan perhatian, memberi kehangatan dalam sebuah ikatan persahabatan yang ternyata lebih dari itu. Mengapa mesti dia yang selama ini ku anggap sebagai sahabat terbaik yang mencintaiku, dan mengapa keegoisan dan kegengsianku yang mengaturku bukan hati dan perasaanku.

Sesungguhnya aku sangat kehilangan sosoknya, dimana waktu aku berjalan bersama dengannya, tertawa, berlari, bernyayi dan bahunya yang selalu menjadi sandaran ku bila ada masalah.

Seandainya saat itu aku kuat untuk berteriak ku akan katakan "Tetaplah Disini"



No comments:

Post a Comment