Saturday, November 8, 2008

Tapi Bukan Aku

"chayaaaannkkkk kamu lg dmn"
"cintaaa kamu udah makan"
"miss u"

Aku muak dengan kata-kata diatas, kata-kata manis yang sering terpeleset dari mulut orang yang sok-sok romantis, tapi kata-kata itu bisa menjadi bomerang buat kita jika kita sudah terbiasa memakainya, makanya waspadalah!

Bip..bip..bip.. satu sms masuk dari nama seseorang yang selama ini sering mengirimiku kata-kata diatas, dengan tangan malas dan mata mengantuk ku buka sms itu, kemudian dengan mata sedikit dipicingkan aku baca yang isinya masih sama seperti sms-sms yang ia berikan kemarin-kemarin. "chaaaayaaankkk udah bobo ya, sweet dream hani"

Sebagai seorang perempuan aku bangga ternyata masih ada orang yang rela mengucapkan selamat tidur dengan kata-kata manis yang bisa membuat melayang kepada seorang perempuan yang egois dan seenaknya saja, tapi karena aku memang ditakdirkan tidak punya hati dan perasaan sms itu hanya ku anggap sebagai gombalan dan bualan seorang teman.

SMS itu akhir-akhir ini sudah semakin intensif, dan aku masih tetap menaggapi dengan santai tanpa pikir panjang dampak yang bisa kuterima. Sampai pada suatu hari seorang sahabat membaca sms itu dan ia mengingatkanku "jangan menjadikan kata-kata itu seperti sebuah kebiasaan" tapi karena aku sering menggunakan logika ketimbang perasaan, aku tidak menyadarinya bahwa aku sudah mulai terperangkap dengan sms itu. Setiap sms yang kuterima dari orang itu aku balas, aku merasa senang padahal aku sadar bahwa kita tidak pernah terikat dalam suatu hubungan yang serius dan sewaktu-waktu salah satu diantara kita bisa akan pergi tanpa harus pamit.

Sahabatku sudah menangkap ada hal-hal yang aneh diantara aku dengan orang itu, dia sudah berkali-kali mengingatkanku tetapi dengan keegoisan dan logika yang kupergunakan kuabaikan saran itu. Prinsipku selama aku senang, tidak ada masalah dan tidak dirugikan ya sudah jalanin aja, lagian kalau aku atau dia bosan kita akan pergi, tetapi pada kenyataanya aku yang terlebih dahulu ditinggalkan. Apa aku marah, kecewa, sedih, menyesal ternyata TIDAK, aku hanya tertawa tersenyum dan semakin kuat mindset yang ada dikepalaku bahwa lelaki semua SAMA.

Kenapa aku tertawa dan tersenyum bukan sedih atau kecewa, karena aku membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan pasangannya apakah sama seperti yang ia lakukan terhadapku.

No comments:

Post a Comment